Learning and Grateful Moment in 2016 (PART 2)

Apa yang dilakuin di tahun 2016?
Melanjutkan kewajiban sebagai ketua TPKB ITS yang sudah setengah perjalanan, naik pesawat untuk pertama kalinya rampung diceritakan singkat di tulisan sebelumnya PART 1 Kali ini akan dilanjut dengan flashback singkat dari pengalaman lain di tahun itu, ikut kompetisi business case dan mencoba ikut konferensi yaitu Future Leader Summit.

1st Winner Business Case
Sampe tahun ke 2 belum punya prestasi mentrigger saya, Alvin, dan Zetry untuk ngikutin kompetisi, nama Tim kami yaitu BELTRANIS yang diambil dari nama angkatan Sistem Informasi ITS 2013. Bisa dibilang tim ini terdiri dari mahasiswa yang lebih suka manajemen dari pada coding yang menjadi core jurusan kami. Kurang dari 40% pelajaran kuliah yang bisa kami gunakan saat menghadari case kompetisi, But we have Internet and google where all of information we needs can found there.

Membutuhkan waktu dari September 2015 sampai mei 2016, FINALLY! It come in the very positive result J. Uniquely, kami berhasil lanjut ke tahap final disetiap percobaan ganjil. Every defeated we tray and take a lesson from there, so in the next competition there’s an intuition of us to achieve more than before.

13265868_1264591933581109_1633810920614791583_n

Kesempatan mengikuti kompetisi lainnya di tahun 2016 tetap kami coba. Saat liburan dengan 3 lomba sekaligus berurutan, sayangnya kesibukan tiap individu dengan aktifitas kerja praktiknya hanya satu yang lolos hingga tahap selanjutnya :’. In our last semester *amin*, we will keep trying despite there’s skripsi waiting for us haha.

We Starting With Consequence, We Achieving With Pride, We Ending With Lesson.

First time join conference
Future Leader Summit diselenggarakan oleh Nusantara Muda, konferensi mempertemukan 300 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang terbagi menjadi beberapa room dengan topik yang berbeda. Randomly ketika melihat – lihat foto di Instagram, ada salah satu teman yang mengupload foto telah daftar FLS. Judul kegiatan itu paling berpengaruh, dari membacanya saya langsung tertarik padahal belum tau kegiatannya ngapain. Ternyata pembahasan yang dibahas di konferensi ini adalah per ruangan yaitu: Digital Media, Environment, Education Development, Human Resources, Potential Culture, dan Sociopreneur.

Memiliki backgroup jurusan IT saya memilih room Digital Media. Persyaratannya cukup mudah, kita diminta untuk menjawab pertanyaan alasan memilih room, mengapa layak menjadi peserta, dan ada sebuah case. Nah case ini disesuaikan dengan topik setiap room masih dengan tema besar yang sama yaitu “Collaborating Young Leaders to Face Demography Bonus 2020”. Pertama kali inbox undangan mengikuti konferensi masuk ke INBOX, I surprised and very excited. FYI para peserta disebut delegates. Untuk memperoleh segala macama fasilitas selama pelaksanaan konferensi di Semarang, delegates wajib membayar 375 ribu itu sudah include lengkap dari conference pack, hotel, transportation, hingga makan.

Kegiatan diawali dengan mewawancarai masyarakat semarang mengenai di lokasi – lokasi khas semarang, room Digital Media mencari narasumber di Bandara Achmad Yani dengan topik Personal Branding on Social Media. Hasil wawancara tersebut menjadi bahan yang didiskusikan dalam konferensi. Ada juga narasumber profesional yang didatangkan untuk membahas hasil konferensi, kemudian kami sama – sama mensimpulkannya. Selain bisa mengexplore semarang, disini kita dapat lebih mengenal satu sama lain dengan salah satu acaraya yaitu gala dinner. Gak Cuma makan – makan, gala ini berbeda dengan yang lainnya. Ada pitching dari setiap room terhadap hasil konferensi, tuker kado, sharing dengan alumni delegates.

So far so good, for my first experience joined conference.

The story above not the detail, so if you interested..
Feel free to ask me by Line, LinkedIn, or Instagram